Organisasi Kesehatan Dunia atau The World Health Organisation (WHO) merekomendasikan bahwa air harus mengandung 10 mg/L Magnesium, 100 mg/L garam terlarut, 30 mg/L dari kalsium dan 30 mg/L ion bikarbonat. Mereka menjelaskan bahwa air demineralisasi yang belum mengalami remineralisasi, atau air dengan kandungan mineral rendah ( kekurangan esensial mineral di dalamnya) tidak dianggap sebagai air minum ideal, dan oleh karena itu, konsumsi rutin mungkin tidak akan memberikan tingkat yang memadai. Bukti yang cukup sekarang tersedia untuk memastikan konsekuensi Kesehatan dari air minum yang kekurangan kalsium atau magnesium.  

Selama ini, air minum yang kita minum tidak pernah dimurnikan secarah kimia H2O. Semua air mengandung sejumlah kecil mineral dan bahan organic, beberapa di antaranya buruk untuk kita (penyakit yang ditularkan melalui air) tetapi beberapa sangat penting untuk kesehatan kita.

WHO menjelaskan konsekuensi dalam Kesehatan ini termasuk resiko penyakit jantung yang lebih besar, kematian akibat kardiovaskular, resiko penyakit saraf motoric yang lebih tinggi, gangguan kehamilan  (yang disebut preeklampsia), kematian mendadak pada bayi, beberapa jenis kanker, resiko patah tulang yang lebih tinggi pada anak anak dan penyakit neurodegeneratif tertentu. Karena itu, tanaman Desal di Timur Tengah (dan sebagian besar negara pesisir) menggunakan RO untuk dilakukan remineralisasi air sebelum mencapai keran. WHO mengatakan : “dengan menambahkan unsur kimia seperti kalsium karbonat atau batu kapur, atau dicampur dengan volume kecil air yang lebih kaya mineral untuk mengurangi agresivitasnya terhadap jaringan distribusi serta bahan pipa”. (Agresivitas mengacu pada air murni yang melewati pipa logam.)